MAKALAH
Perkembangan Filsafat Dari Zaman
Yunani Kuno Sampai Sekarang
Dosen pengampu:
Dr. Efa Rodiah Nur, M.H
Hukum Ekonomi
Syari’ah (H)
Disusun
oleh:
Murtiana 162xxxxx
FAKULTAS
SYARI’AH DAN HUKUM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN
2016/1437
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka
memberikan definisi tentang ilmu Filsafat namun masing-masing definisi mereka
berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan saling
melengkapi. Dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua definisi itu.
Hal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan mengetahui
pengertian dari para ilmuan-ilmuan sebalum kita, kita banyak belajar dari
sana.
Selain pengertian Filsafat kitapun
harus mengetahui bagaimana sistematika perkembangan Filsafat dari zaman Yunani
kono hingga samapi saat ini karena merupakan pengetahuan yang berma’na bagi
kita semua.
Untuk mengetahui dan membuka wawasan
rekan-rekan mahasiswa khususnya, kami penyusun makalah akan membahas
sejarah singkat tentang ilmu filsafat, pengertian, dan sistematika
perkembangannya.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas
maka dapat di simpulkan beberapa rumusan makalah, di antaranya:
1. Apa Pengertian Filsafat?
2. Bagaimana
Sistematika Perkembangan Filsafat Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Sekarang?
C.
Tujuan Pembahasan
Dalam penyusunan Makalah ini, kami
penyusun berusaha menjelaskan :
1. Pengetian Filsafat
2. Sistematika
Perkembangan Filsafat Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN FILSAFAT
Apakah arti Filsafat itu? Bagaimana definisinya?
Demikian pertanyaan yang pertama kali dilontarkan dalam mempelajari ilmu
filsafat. Istilah filsafat dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
a.
Segi semantik: perkataan Filsafat
berasal dari bahasa yunani yaitu philosopia, yang berarti philos
adalah cinta, suka dan sophia adalah pengetahuan, hikmah.
Jadi philosophia adalah cinta pada kebijaksanaan atau cinta
pada pengetahuan. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi
bijaksana. Orang yang cinta pada pengetahuan disebut philoshoper.
Pecinta pengetahuan adalah yang menjadikan ilmu pengetahuan sebagai tujuan
hidupnya, atau yang mengabdikan dirinya terhadap ilmu pengetahuan
b.
Segi Praktis: dilihat dari
pengertian praktisnya, Filsafat berarti ” alam fikiran” atau “alam
berfikir”, berfilsafat artinya berfikir. Namun tidak semua
berfikir itu berfilsafat. Berfilsafat adalah befikir secara mendalam dan
sungguh-sungguh. Tegasnya, Filsafat adalah hasil fikir seseorang yang mencari
dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain,
Filsafat adalah mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala
sesuatu.
Menurut Harun Nasution Filsafat itu berasal dari dua
bahasa yaitu Fil di ambil dari bahasa Inggris dan safah di ambil
dari bahasa Arab. Berfilsafat artinya berfikir menurut
tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat dengan tradisi,dogma
serta agama). secara etimologi Filsafat dapat di definisikan sebagai:
1) Pengetahuan tentang hikmah
2) Pengetahuan tentang prinsif
atau dasar-dasar segala sesuatu
3) Mencari kebenaran
4) Membahas secara mendasar
dari apa yang dibahas
Kata shopia berkembang
menjadi jenis pengetahuan yang lebih tinggi. Yakni jenis pengetahuan yang dapat
mengantarkan manusia untuk mengetahui kebenaran yang murni. Shophia
dalam arti ini setidaknya terlihat dari rumusan
phytagoras yang menyatakan bahwa
hanya dzat yang maha tinggi (Allah) yang mampu memberikan kebenaran murni.
Menurut phitagoras manusia hanya mampu sampai pada sifat “pecinta
kebijaksaan”.
1.
Filsafat adalah “ Ilmu Istimewa”
yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat di jawab oleh ilmu pengetahuan
biasa karena masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
2.
Filsafat adalah hasil daya upaya
manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan
integral serta sistematis hakikat yang ada yaitu:
a.
Hakikat Tuhan
b.
Hakikat alam semesta
c.
Hakikat Manusia
Serta sikap
manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut.
Orang yang
pertama kali menggunakan istilah Filsafat adalah PythagoraS (572-497SM)
Ketika itu
ia ditanya oleh Leon tentang pekerjaannya, ia menjawab sebagai Philsophis
artinya
pencinta kearifan atau kebijaksanaan.
Ada beberapa
ciri dalam Filsafat yaitu :
1) Persoalan
Filsafat bercorak sangat umum.
2) Persoalan
Filsafat tidak bersifat Empiris.
3) Menyangkut
masalah-masalah asasi.
1. Filsafat
sebagai Ilmu.
Dikatakan Filsafat sebagai ilmu karena di dalam
pengertian Filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu bagaimanakah,
mengapakah, kemanakah, dan apakah.
Pertanyaan bagaimana menanyakan sifat-sifat yang dapat
ditangkap atau yang tampak oleh indra. Jawaban atau pengetahuan yang
diperolehnya bersifat Deskriptif (penggambaran).
Pertanyaan mengapa menanyakan tentang sebab ( asal
mula ) suatu obyek. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya bersifat
Kausalitas ( sebab-akibat ).
Pertanyaan ke mana menanyakan tentang apa yang terjadi
dimasa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Jawaban yang diperoleh
ada tiga jenis pengetahuan, yaitu : pertama, pengetahuan yang timbul
dari hal-hal yang selalu berulang-ulang, yang nantinya pengetahuan tersebut
dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar utntuk mengetahui
apa yang akan terjadi. Kedua, pertanyaan yang timbul dari pedoman yang
terkandung dalam adat istiadat/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Dalam
hal ini tidak dipermasalahkan apakah pedoman tersebut selalu dipakai atau
tidak. Pedoman yang selalu dipakai disebut Hukum. Ketiga, pengetahuan
yang timbul dari pengetahuan yang dipakai sebagai suatu hal yang dijadikan
pegangan. Tegasnya, pengetahuan yang diperoleh dari jawaban kemanakah adalah
pengetahuan yang bersifat Normatif.
2. Filsafat
sebagai cara berpikir.
Berfikir secara Filsafat dapat di artikan sebagai
berpikir yang sangat mendalam sampai kepada hakikat, atau berpikir secara
global. Berpikir yang demikian ini sebagai upaya untuk dapat berpikir secara
tepat dan benar serta dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a) Harus Sistematis
Pemikiran
yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu pla
pengetahuan
yang Rasional. Sisitematis adalah masing-masing unsur saling
berkaitan
satu dengan yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.
b) Harus Konsepsional
Secara umum istilah Konsepsional berkaitan dengan ide
atau gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektial.
c)
Harus Koheren
Koheren atau
runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang
bertentangan satu sama lain. Koheren atau runtut didalamnya memuat suatu
kebenaran logis.
d)
Harus Rasional
Yang
dimaksud dengan Rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis.
Artinya, pemikiran Filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu
suatu bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaidah berpikir ( logika ).
e)
Harus Sinoptik
Sinoptik
artinya pemikiran Filsafat harus melihat hal-hal menyeluruh atau dalam
kebersamaan secara integral.
f)
Harus mengarah kepada pandangan dunia
Yang
dimaksud adalah pemikiran Filsafat sebagai upaya untuk memahami suatu Realitas
kehidupan dengan jalan menyusun suatu pandangan ( hidup ) dunia, termasuk
didalamnya menerangkan tentang dunia dan semua hal yang berada di dunia.
B.
SISTEMATIKA PEMBAGIAN FILSAFAT
1. Masa Yunani
Yunani terletak di Asia kecil. Kehidupan penduduknya
berprofesi sebagai nelayan dan pedagang, sebab sebagian penduduknya tinggal di
daerah pantai, sehingga mereka dapat menguasai jalur perdagangan di Laut
Tengah. Kebiasaan mereka hidup di alam bebas sebagai nelayan itulah yang
mewarnai kepercayaan yang di anutnya, yaitu berdasarkan kekuatan alam yang
beranggapan bahwa hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta bersifat
Formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan kehidupan manusia yang
memberi kebebasan kepada manusia ( Natural Religion ). Pada abad ke-6 SM,
bermunculan para pemikir yang kepercayaannya bersifat Rasional ( Cultural
Religion ) yang menimbulkan pergeseran. Tuhan tidak lagi terpisah dengan
manusia, melainkan justru menyatu dengan kehidupan manusia. Sistem kepercayaan Natural
Religion berubah menjadi sistem Cultural Religion. Dalam sistem
kepercayaan Natural Religion ini manusia terikat oleh Tradisionalisme.
Sedangkan dalam sistem kepercayaan Cultural Religion ini memungkinkan mengembangkan
potensi dan budayanya dengan bebas, sekaligus dapat mengembangkan pemikirannya
untuk menghadapi dan memecahkan berbagai misteri kehidupan/alam dengan
pikiran.
Ahli pikir yang pertama kali muncul adalah Thales (
625-545 SM ) yang berhasil mengembangkan Geometri dan Matematika, Liokippos dan
Demokritos mengembangkan teori materi Hipokrates mengembangkan ilmu kedokteran,
Euclid mengembangkan Geometri deduktif, Socrates mengembangkan teori tentang
moral, Plato mengembangkan teori tentang ide, Aristoteles mengembangkan teori
yang menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis
binatang ( Ilmu Biologi ). Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles
adalah menemukan sistem pengaturan pemikiran ( Logika Formal ) yang sampai sekarang
masih dikenal. Para ahli pikir Yunani kuno ini mencoba membuat konsep tentang
asal mula alam walaupun sebelumnya sudah ada tentang konsep tersebut. Akan
tetapi, konsepnya bersifat mitos yaitu Mite Kosmogonis ( tentang asal usul
manusia ) dan Mite Kosmologis tentang asal usul serta sifat kejadian-kejadian
dalam alam semesta ) sehingga konsep mereka sebagai mencari Arche
( asal mula ) alam semesta. Hal itu disebutnya sebagai Filosof Alam.
Karena arah pemikiran Filsafatnya pada alam semesta, corak pemikirannya disebut
kosmosentris. Sementara itu, para ahli pikir, seperti Socrates, Plato,
dan Aristoteles yang hidup pada masa Yunani Klasik arah pemikirannya pada
manusia, maka corak pemikiran Filsafatnya disebut Antroposentris. Hal
ini disebabkan arah pemikiran para ahli pikir Yunani Klasik tersebut memasukkan
manusia sebagai subjek yang harus bertanggung jawab atas segala tindakannya.
2. Masa Abad
Pertengahan
Masa ini
diawali dengan lahirnya Filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan Filsafat
Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan, maka Filsafat atau pemikiran pada
abad pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran
Filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan
selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya
bersifat Teosentris. Menurut Pringgodigdo pada abad ke-6 Masehi, setelah
mendapat dukungan dari Karel Agung maka didirikanlah sekolah-sekolah yang
memberi pelajaran Gramatika, dialektika, Geometri, Aritmetika, Astronomi, dan
musik. Keadaan yang demikian akan mendorong perkembangan pemikiran Filsafat
pada abad ke-13 yang di tandai berdirinya Universitas-universitas dan
Ordo-ordo. Dalam ordo-ordo inilah mereka mengabdikan dirinya untuk memajukan
ilmu dan agama, seperti Anselmus ( 1033-1109 ), Abaelardus ( 1079-1143 ),
Thomas Aquinas (1225-1274 ).
Di kalangan
para ahli pikir Islam ( periode Filsafat Skolastik Islam ) muncul : Al-Kindi,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Inbu Rusyd. Peiode
Skolastik Islam ini berlangsung tahun 850-1200. Pada masa itulah kejayaan Islam
berkembang dengan pesat. Akan tetapi, setelah jatuhnya kerajaan Islam di
Granada Spanyol tahun 1492 mulailah kekuatan plitik Barat menjarah ke Timur.
Suatu prestasi yang paling besar dalam kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam
bidang Filsafat. Di sini mereka merupakan matarantai yang mentransfer Filsafat
Yunani, sebagai mana yang dilakukan oleh sarjana-sarjana Islam di Timur
terhadap Eropa dengan menambah pikiran-pikiran Islam sendiri. Peralihan pada
abad pertengahan ke abad modern dalam sejarah Filsafat disebut sebagai masa
peralihan, yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme, yang
berlangsung pada abad 15-16. Munculnya Renaissance dan Humanisme yang mengawali
masa abad modern. Mulai zaman modern inilah peranan Ilmu akan kodrat sangat
menonjol sehingga akibatnya pemikiran Filsafat semakin dianggap sebagai pelayan
Teologi, yaitu sebagai suatu sarana untuk menetaopkan kebenaran-kebenaran
mengenai Tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia.
3. Masa Abad
Modern
Pada masa abad modern ini pemikiran Filsafat berhasil
menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan sehingga
corak pemikirannya Antroposentrik, yaitu pemikiran Filsafatnya mendasarkan pada
akal pikiran dan pengalaman. Di atas telah dikemukakan bahwa munculnya
Ranassance dan Humanisme sebagai awal masa abad modern di mana para ahli (
Filosof ) menjadi pelopor perkembangan Filsafat ( kalau pada masa abad
pertengahan yang menjadi pelopor perkembangan Filsafat adalah para pemuka Agama
). Pemikiran Filsafat pada masa abad modern ini berusaha meletakkan dasar-dasar
secara modern. Pemikiran Filsafat di upayakan lebih bersifat praktis, artinya
pemikiran Filsafat diaarahkan pada upaya manusia agar dapat menguasai lingkungan
alam dengan menggunakan berbagai penemuan Ilmiah.
Karena semakin pesatnya orang menggunakan metode
Eksperimental dalam berbagai penelitian Ilmiah, akibatnya perkembangan
pemikiran Filsafat mulai tertinggal oleh perkembangan ilmu-ilmu alam kodrat (
Natural Sciences ). Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak bapak Filsafat
modern berhasil melahirakan suatu konsep dari perpaduan antara metode ilmu
pasti kedalam pemikiran Filsafat. Upaya ini di maksudkan agar kebenaran dan
kenyataan Filsafat juga sebagai kebenaran dan kenyataan yang jelas dan terang.
Pada abad ke -18 perkembangan pemikiran Filsafat mengarah pada Filsafat ilmu
pengetahuan, dimana pemikiran Filsafat diisi dengan upaya manusia, bagaimana
cara apayang di pakai untuk mensari kebenaran dan kenyataan. Tokoh-tokohnya
adalah antara lalin George Berkeley ( 1685-1753 ), David Hume ( 1711-1776 ),
dan Rousseau ( 1722-1778 ).
Di Jerman muncul Christian Wolft ( 1679-1754 ) dan
Immanuel kant ( 1724-1804 ) yang mengupayakan agar Filsafat menjadi ilmu
pengetahuan yang pasti bergunan, yaitu dengan cara membenntuk
pengertian-pengertian yang jelas dan bukti yang kuat. Abad ke-19, perkembangan
pemikiran Filsafat terpecah belah. Pemikiran Filsafat pada saat itu telah mampu
membentuk suatu kepribadian tiap-tiap bengasa dengan pengetian dan caranya
sendiri. Ada Filsafat Amerika, Filsafat Francis, Filsafat Inggris, dan Filsafat
Jerman. Tokoh-tokohnya adalah : Hegel ( 1770-1831 ), Karl Marx ( 1881-1883 ),
August Comte (1798-1857), JS. Mill ( 1806-1873 ), dan John Dewey ( 1858-1952 ).
Akhirnya, munculnya pemikiran Filsafat yang bermacam-macam ini, berakibat tidak
terdapat lagi pemikiran Filsafat yang mendominasi.
4. Masa Abad
Dewasa Ini
Filsafat dewasa ini atau filsafat abad ke-20 juga di
sebut filsafat kontemporer. Ciri khas pemikiran filsafat ini adalah
desentralisasi manusia karena pemikiran Filsafat abad ke-20 ini memberikan
perhatian yang khusus kepada bidang bahasa dan etika sosial.
Dalam bidang bahasa terdapat pokok-pokok masalah,
yaitu arti kata-kata dan arti pertanyaan-pertanyaan. Masalah ini muncul karena
realitas sekarang ini banyak bermunculan bebagai istilah yang cara pemakaiannya
sering tidak di fikirkan secara mendalam sehingga menimbulkan tafsir yang
berbeda-beda pula. Maka timbullah filsafat analitika, yang di dalamnya membahas
tentang cara berfikir untuk mengatur pemakaian kata0kata yang menimbulkan
kerancuan, sekaligus dapat menimbulkan bahaya-bahaya yang terdapat di dalamnya.
Karena bahasa sebagai obyek terpenting dalam pemikiran filsafat, para fikir
menyebutnya sebagai logosentris. Bidang etika sosial memuat pokok-pokok masalah
apakah yang hendak kita perbuat didalam masyarakat dewasa ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philosopia,
yang berarti philos adalah cinta, suka dan sophia adalah pengetahuan,
hikmah. Jadi philosophia adalah cinta pada kebijaksanaan
atau cinta pada pengetahuan.
Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal
budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta
sistematis hakikat yang ada yaitu:
1.
Hakikat Tuhan
2.
Hakikat alam semesta
3.
Hakikat Manusia
Serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham
tersebut.
Sistematika Filsafat dari zaman Yunani sampai sekarang
ini dapat di simpulkan sebagai beirkut:
1.
Masa Yunani
Pada abad ke-6 SM, bermunculan para pemikir yang
kepercayaannya bersifat Rasional ( Cultural Religion ) yang menimbulkan
pergeseran. Tuhan tidak lagi terpisah dengan manusia, melainkan justru menyatu
dengan kehidupan manusia. Sistem kepercayaan Natural Religion berubah
menjadi sistem Cultural Religion. Dalam sistem kepercayaan Natural
Religion ini manusia terikat oleh Tradisionalisme.
2.
Masa Abad Pertengahan
Masa ini diawali dengan lahirnya Filsafat Eropa.
Sebagaimana halnya dengan Filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan,
maka Filsafat atau pemikiran pada abad pertengahan pun dipengaruhi oleh
kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran Filsafat abad pertengahan didominasi
oleh agama. Pemecahan semua persoalan selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga
corak pemikiran kefilsafatannya bersifat Teosentris
3.
Masa Abad Modern
Pada masa abad modern ini pemikiran Filsafat berhasil
menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan sehingga
corak pemikirannya Antroposentrik, yaitu pemikiran Filsafatnya mendasarkan pada
akal pikiran dan pengalaman.
Karena semakin pesatnya orang menggunakan metode
Eksperimental dalam berbagai penelitian Ilmiah, akibatnya perkembangan
pemikiran Filsafat mulai tertinggal oleh perkembangan ilmu-ilmu alam kodrat (
Natural Sciences ). Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak bapak Filsafat
modern berhasil melahirakan suatu konsep dari perpaduan antara metode ilmu
pasti kedalam pemikiran Filsafat.
4.
Masa Abad Dewasa Ini
Filsafat dewasa ini atau filsafat abad ke-20 juga di
sebut filsafat kontemporer. Ciri khas pemikiran filsafat ini adalah
desentralisasi manusia karena pemikiran Filsafat abad ke-20 ini memberikan
perhatian yang khusus kepada bidang bahasa dan etika sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Syadali
Ahmad, Mudzakir.1997. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia
Sumarna
Cecep.2010. Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press